Menjadi Pemilih Cerdas untuk Indonesia yang Lebih Baik

Urgensi Memilih Pemimpin

Bicara soal kepemimpinan, setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin, setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut, karena kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya itu.

Dalam Islam, keberadaan seorang pemimpin menjadi sangat urgen dan wajib adanya. Bahkan dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abu Hurairah dijelaskan bahwa, jika ada tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang dari mereka menjadi pemimpin. Dari hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa jika dalam perkara bepergian (safar) saja telah diwajibkan memilih pemimpin, apalagi dalam perkara memilih pemimpin dalam tatanan kenegaraan, tentu hal ini menjadi lebih wajib lagi.

Menyikapi Pesta Demokrasi 2014

Tahun 2014, negeri kita tercinta, Indonesia akan menyelenggarakan hajatan pesta demokrasi, dimana setiap warga negara Indonesia yang telah memenuhi syarat, memiliki hak suara untuk memilih orang-orang yang seharusnya akan memperjuangkan hak-hak mereka, baik para anggota dewan legislatif maupun memilih sosok seorang presiden. Tepatnya, 9 April adalah untuk memilih dewan anggota legislatif dan 9 Juli untuk memilih Presiden Indonesia periode 2014-2019. Hak asasi manusia dan  kebebasan berpendapat menjadi alasan yang sering didengung-dengungkan untuk menyelenggarakan perhelatan akbar pemilihan wakil rakyat maupun presiden ini. Padahal dalam prakteknya, banyak rakyat biasa yang belum memiliki pandangan jauh ke depan mengenai kriteria sosok pemimpin teladan yang akan menuntun Indonesia beberapa tahun ke depan. Seringkali mereka tertipu oleh praktek-praktek money politic atau politik uang serta serangkaian bentuk pencitraan media massa. Telah banyak kita dengar berbagai kecacatan sistem pemilihan secara demokrasi, seperti suara orang yang “paham” disamakan dengan orang yang “tidak paham”, anggaran politik yang sangat besar, serta berpotensi menghasilkan wakil-wakil rakyat yang cenderung memperkaya diri sendiri dan lebih mementingkan golongannya daripada kepentingan rakyat. Namun, pada akhirnya kita saat ini hanya bisa mengalah pada sistem.

Walau demikian, kita harus tetap yakin, bahwa in syaallah masih ada calon pemimpin di Indonesia yang benar-benar memiliki niat tulus ikhlas untuk mencari ridho Allah dan membawa perbaikan di negeri ini. Menjadi kewajiban kita untuk mengetahui kriteria-kriterianya, karena memilih pemimpin dengan baik dan benar adalah sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar.

Kriteria Calon Pemimpin Indonesia 2014-2019

Berikut ini adalah kriteria-kriteria calon pemimpin atau kita sebut saja calon presiden Indonesia tahun 2014 mendatang,

1. Laki-Laki
Dalam Al-qur’an surat An nisaa’ (4) ayat 34 telah diterangkan bahwa laki laki adalah pemimpin dari kaum wanita. “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri (maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara “

“Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang wanita.”(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari Hadits Abdur Rahman bin Abi Bakrah dari ayahnya).

2. Memiliki trackrecord  (rekam jejak) yang mumpuni serta bisa menjadi teladan bagi masyarakat.

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, “Jika amanat disia-siakan, maka tunggulah saatnya (kehancuran). Abu Hurairah bertanya; “Bagaimana amanat itu disia-siakan wahai Rasulullah?, Beliau menjawab,”Jika suatu urusan diserahkan pada orang yang bukan ahlinya (tidak memenuhi syarat)”. ( H R. Bukhari).

Adapun pemimpin yang bisa menjadi teladan masyarakat adalah sosok yang memiliki integritas, bersih, aspiratif, dan problem solver.

3. Memutuskan Perkara Dengan Adil.

Rasulullah bersabda, ”Tidaklah seorang pemimpin mempunyai perkara kecuali ia akan datang dengannya pada hari kiamat dengan kondisi terikat, entah ia akan diselamatkan oleh keadilan, atau akan dijerusmuskan oleh kezhalimannya.” (Riwayat Baihaqi dari Abu Hurairah dalam kitab Al-Kabir).

4. Tegas
Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas yang dimaksud adalah yang berani mengatakan yang benar (haq) adalah benar (haq) sedangkan yang salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum sesuai konstitusi yang sejalan dengan aturan hukum Allah SWT dan Rasul-Nya. Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya.

5. Berumur antara 40 – 60 tahun.

Kriteria ini, sebagaimana B.J Habibie sampaikan pada saat dialog terbuka yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi, nampaknya menjadi salah satu kriteria yang patut untuk dipertimbangkan juga. Generasi usia 40 – 60 tahun merupakan generasi penerus bangsa ini, setelah generasi pendahulunya yaitu generasi angkatan 45 dan generasi peralihan. Dari segi pengalaman, sosok pemimpin sejati pada rentang usia tersebut semestinya sudah memiliki segudang pengalaman dan visi besar untuk membangun Indonesia. Tidak terlalu gaek, karena di bawah 60 tahun, sehingga memiliki kesehatan jasmani yang prima untuk mewujudkan Indonesia yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur, adil dan aman).

Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin dapat dikatakan baik bila ia memiliki STAF. STAF yang dimaksud di sini adalah Shidq, Tabligh, Amanah, dan Fatonah. Semuanya terkumpul di dalam empat sifat yang dimiliki oleh para nabi/rasul sebagai pemimpin umatnya: (1). Shidq, yaitu kebenaran dan kesungguhan dalam bersikap, berucap dan bertindak di dalam melaksanakan tugasnya. Lawannya adalah bohong. (2). Tabligh, yaitu penyampaian secara jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang diambilnya (akuntabilitas dan transparansi). Lawannya adalah menutup-nutupi (kekurangan) dan melindungi (kesalahan).  (3) Amanah, yaitu kepercayaan yang menjadikan dia memelihara dan menjaga sebaik-baiknya apa yang diamanahkan kepadanya, baik dari orang-orang yang dipimpinnya, terlebih lagi dari Allah swt. Lawannya adalah khianat.  (4). Fathonah, yaitu kecerdasan, cakap, dan handal yang melahirkan kemampuan menghadapi dan menanggulangi persoalan yang muncul. Lawannya adalah bodoh.

Selangkah Menuju Pemilih Cerdas

 

Bagaimana langkah konkret yang dapat saya lakukan untuk mewujudkan pemimpin dengan kriteria di atas ? Menjadi pemilih yang bisa memilih pemimpin dengan baik dan benar adalah sama pentingnya dengan menjadi pemimpin yang baik dan benar, itulah kuncinya. Karena in syaallah masih ada calon pemimpin di Indonesia yang benar-benar memiliki niat tulus ikhlas untuk mencari ridho Allah dan membawa perbaikan di negeri ini. Ini adalah langkah konkret yang bisa saya usahakan,

  1. Melalui media tulisan untuk menyebarluaskan kriteria-kriteria pemimpin di atas. Tulisan tersebut dapat dengan mudah dishare di jejaring sosial (facebook, twitter, maupun blog) di mana pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.
  2. Melalui obrolan-obrolan/diskusi dengan teman-teman mahasiswa lain di kampus untuk menjadi pemilih yang cerdas dan memahami kriteria sosok pemimpin Indonesia periode 2014-2019.

Jadilah pemilih cerdas, untuk Indonesia yang lebih baik !

Daftar pustaka

http://www.pemilu.com/pemilu-2014/

https://www.facebook.com/permalink.php?id=324429024317976&story_fbid=448948651866012

http://riau1.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=472

http://gamais.itb.ac.id/menentukan-pemimpin-menurut-islam-1/

http://www.muhammadiyah.or.id/12-content-191-det-kajian-hadits.html

http://www.eramuslim.com/suara-langit/penetrasi-ideologi/jika-bukan-ahlinya-yang-mengurus-tunggulah-kehancuran.htm

http://harianti.com/ini-data-jumlah-pengguna-media-sosial-di-indonesia/

Leave a comment